google-site-verification: googled93a9cab977745d2.html TUGAS SEKOLAH FUN: KONFLIK

Search This Blog

Tuesday 16 January 2018

KONFLIK

dalam update kali ini akan say bahas mengenai

  1. setiap konflik merupakan permasalahan sosial karena adanya perbedaan
  2. konflik lebih banyak muncul dalam masyarakat yang heterogen
  3. konflik yang bersifat konstruktif dan destruktif
  4. perbedaan konflik dan kekerasan
  5. dampak positif dan negatif konflik
  6. contoh konflik

KONFLIK MERUPAKAN PERMASALAHAN SOSIAL KARENA ADANYA PERBEDAAN
Konflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Kesimpulannya sumber konflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional.
Pada umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut:
1.      perbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuan,
2.      langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan posisi,
3.      persaingan.
4.      Menurut Johnson & Johnson, (1991) ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketika sejumlah sumber daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu penghargaan serta hak-hak istimewa muncul, konflik kepentingan akan muncul.
Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan, dan perasaan sensitif.
1.      Perbedaan pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
2.      Salah paham
Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.
3.      Ada pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
4.      Perasaan sensitif
Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak lain dianggap merugikan.

Konflik cenderung muncul dalam kelompok heterogen
Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber konflik sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat ditegaskan bahwa sumber konflik dapat berasal dari dalam dan luar diri individu. Dari dalam diri individu misalnya adanya perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan serta perasaan yang terlalu sensitif. Dari luar diri individu misalnya adanya tekanan dari lingkungan, persaingan, serta langkanya sumber daya yang ada. Jadi, faktor penyebab konflik antara lain :
a.       Perbedaan individu
Perbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebab terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbedabeda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

b.      Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

c.       Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok manusia memiliki perasaan,
Pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda.

d.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

KONFLIK KONSTRUKTIF DAN KONFLIK DESTRUKTIF
 Konfik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang,  benci dan dendam dari seseorang atau kelompok terhadap pihak lain. Contohnya: konflik peristiwa Mei 1998 (reformasi) yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban seperti mahasiswa trisakti.
Konflik Konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Contohnya:konflik persaingan bisnis, perusahaan A & B sama2 berebut pelanggan & bersaing secara sehat pada akhirnya kedua perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya agar menarik minat pelanggan.

PERBEDAAN KEKERASAN DAN KONFIK
1.      Dari pengertian saja antara konflik dan juga kekerasan memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Jika konflik merupakan sebuah perselisihan atau interaksi dari sekelompok sosial yang memiliki sifat negatif serta disosiatif. Jadi selain skalanya juga lebih besar, konflik juga memiliki sifat yang lebih merusak. Sedangkan kekerasan ini adalah tindakan yang dilakukan tanpa kontrol. Hasil dari kekerasan biasanya berupa cacat yang dialami secara fisik baik ringan hingga berat. Sedangkan pada konflik akibat yang terjadi bisa sampai kerusakan berbagai fasilitas yang ada.

2.      Sebuah konflik biasanya juga berupa fakta sosial. Dengan demikian sebuah konflik tidak akan bisa dihindari oleh satu pihak dan konflik itu pasti akan terjadi secara berkelanjutan sebelum didapat penyelesaian. Sedangkan pada kekerasan ini lebih bersifat relatif. Kekerasan bisa terjadi sesuai dengan kekuatan dan kemampuan pelaku kekerasan itu sendiri. Oleh sebab itu, akibat dari sebuah kekerasan memiliki tingkatan yang berbeda sesuai dengan apa yang dilakukan pelaku itu sendiri. Dengan demikian jika emosi pelaku juga bisa terjaga maka kekerasan yang terjadi masih mungkin untuk dihindari.

3.      Pada sebuah konflik biasanya memiliki tujuan yang lebih kompleks. Dimana tujuan akhir dari sebuah konflik adalah untuk meraih kemenangan. Oleh sebab itu, jika antara kedua belah pihak yang bersengketa tidak ada yang mencoba untuk berdamai dan mengalah konflik akan terus selalu terjadi. Berbeda dengan konflik kekerasan ini sama sekali tidak memiliki tujuan yang jelas. Kekerasan biasanya adalah sebuah hasil dari pelampiasan emosi yang meledak-ledak pada seseorang. Pelaku kekerasan biasanya juga memungkinkan untuk muncul rasa penyesalan. Berbeda dengan sebuah konflik dimana pelakunya akan terus berambisi untuk menang tanpa memikirkan penyesalan dan akibat yang mungkin terjadi.

4.      Antara konflik dan juga kekerasan memang sangat berbeda. Dalam sebuah konflik juga bisa memberikan efek positif yang diantaranya adalah sebuah perubahan menuju lebih baik setelah konflik selesai. Berbeda dengan kekerasan yang biasanya akan menimbulkan efek negatif diantaranya bekas luka yang mungkin akan bertahan seumur hidup. Itulah beberapa perbedaan konflik dan kekerasan yang dapat dilihat dari beberapa sisi. Konflik dan kekerasan sebenarnya adalah dua hal yang perlu dihindari. Selain bisa menimbulkan efek negatif, kerusakan dan kecacatan, sebuah konflik dan juga kekerasan juga bisa berakibat pada timbulnya rasa trauma yang dialami oleh para korban.

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF KONFLIK
Dampak Negatif
Dampak negatif merupakan dampak yang tidak mungkin terelakkan. Konflik dalam jenis apapun pasti akan menimbulkan efek negatif terhadap kehidupan orang-orang yang berkonflik. Dampak negatif tersebut meliputi:
1.      Keretakan Hubungan Antar Kelompok – Sebuak konflik antar kelompok mau tidak mau, meskipun telah berdamai, pasti tetap meninggalkan kebencian pada beberapa individu dalam kelompok tertentu. Tentunya, keretakan hubungan antara kelompok yang berkonflik merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan dan bisa menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan.
2.      Perubahan Kepribadian pada Individu – Individu-individu yang ada dalam kelompok sosial tertentu akan mengalami perubahan sifat. Biasanya mereka akan diliputi perasaan marah, curiga, dan membenci orang-orang yang menjadi lawan konfliknya. Terkadang kepribadian seseorang lambat laun akan berupah menjadi seseorang yang diliputi kecemasan. Ia tidak akan merasa tenang karena khawatir jika konflik akan terjadi lagi. Ia diliputi rasa curiga jika kelompok yang dulunya berkonflik dengan mereka kembali menyulut permasalahan.
3.      Kerusakan Harta Benda dan Jatuhnya Korban Jiwa – Konflik sosial yang sifatnya merusak bisa berakibat rusaknya harta benda yang dimiliki oleh kelompok sosial tertentu. Konflik sosial sering diikuti dengan tindakan anggota kelompok dari masing-masing kubu untuk bertindak dengan mengandalkan kekerasan. Kerusakan tempat tinggal, fasilitas umum, dan lain sebagainya, merupakan bukti konkret bahwa konflik sosial justru berakibat buruk terhadap kepemilikan harta benda dari masing-masing kelompok.
4.      Selain itu, kekerasan yang serig terjadi saat konflik sosial juga menimbulkan adanya korban jiwa. Entah korban luka dari masing-masing kelompok, atau bahkan korban meninggal dari salah satu atau masing-masing kelompok. Sayangnya, justru hilangnya nyawa dari salah satu kelompok biasanya dijadikan alasan untuk melakukan penyerangan yang lebih brutal, hingga menimbulan konflik yang lebih besar dan kerugian yang lebih besar pula.
5.      Terjadi Dominasi dan Penaklukan – Adanya konflik yang melibatkan dua kelompok tertentu, mau tidak mau salah satu di antara mereka ingin menunjukkan dominasi mereka. Salah satu dari dari kelompok tersebut ingin menunjukkan bahwa mereka lebih kuat dan lebih berkuasa terhadap suatu hal. Akibatnya, timbul keinginan untuk menaklukkan kelompok yang bertentangan dengan kelompok tersebut.
Dampak Positif
Meskipun konflik bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, namun nyatanya konflik juga mampu memberikan dampak yang positif, di antaranya:
1.      Menguatnya Solidaritas Kelompok – Ktika sebuah konflik terjadi, masing-masing kelompok akan berusaha memperkuat solidaritas dari masing-masing anggota kelompoknya. Selain itu, ketika persaingan dilakukan dengan benar dan jika kejujuran diutamakan, maka akan ada keselarasan dalam kelompok sehingga tercipta kekompakan.
2.      Mencapai Kemajuan – Konflik sosial tidak selamanya dilakukan dengan kekerasan. Konflik sosial dalam bentuk persaingan akan membuat kelompok yang bersaing memperoleh kemajuan dikarenakan faktor globalisasi. Masyarakat yang berkembang pesat, akan berusaha menyesuaikan diri dan membuatnya bersaing agar memiliki peradaban yang maju dalam kelompoknya.
3.      Membentuk Kepribadian – Konflik sosial yang dilakukan dengan persaingan yang baik akan menumbuhkan sifat jujur dari kelompok-kelompok yang bersaing. Kejujuran itu akan menumbuhkan jiwa sosial dan diri seseorang.
4.      Berbagai akibat dapat terjadi ketika konflik sosial terjadi. Konflik sosial yang sifatnya mengandalkan kekerasan dan anarkisme sebagian besar akan menimbulkan dampak negatif. Akan tetapi, ketika konflik sosial itu berbentuk persaingan yang sehat, justru mampu menciptakan kemajuan dari kelompok-kelompok yang bersaing.

Contoh konflik
Mungkin masih segar dalam ingatan Anda tentang konflik antara Indonesia dan Malaysia pada pertengahan tahun 2005. Malaysia mengklaim wilayah Blok Ambalat yang merupakan bagian dari Kepulauan Nusantara. Konflik tersebut telah menyulut amarah bangsa Indonesia yang bersatu bersama-sama melawan sikap pemerintahan Malaysia. Sebelumnya, masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis kesatuan dan persatuan nasional akibat pergolakan politik yang terus terjadi selama masa reformasi.

Contoh tersebut merupakan salah satu akibat positif dan negatif yang ditimbulkan oleh adanya konflik. Konflik mempunyai fungsi bagi kehidupan masyarakat. Meskipun demikian, konflik banyak juga menimbulkan bentuk-bentuk negatif dalam interaksi sosial. Konflik dapat berfungsi sebagai faktor positif yang berdampak konstruktif (membangun) dan faktor negatif yang bersifat destruktif (perusak) bagi modal kedamaian sosial. Secara positif, konflik dapat berfungsi sebagai pendorong tumbuh kembangnya modal kedamaian sosial karena dapat meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok.

No comments:

Post a Comment