google-site-verification: googled93a9cab977745d2.html TUGAS SEKOLAH FUN: AKULTURASI KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

Search This Blog

Wednesday, 13 April 2016

AKULTURASI KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

M

asuknya kebudayaan asing ke dalam lingkup suatu masyarakat dapat menimbulkan 3 kemungkinan : kedua kebudayaan itu akan berakulturasi, berjauhan atau salah satu hancur. Dalam perkembangan kehidupan masyarakat nusantara ketika terjalin hubungan anatara india, cina dan Indonesia terjadilah akulturasi budaya. Akulturasi budaya Hindu, Budha india dengan budaya asli nusantara secara damai melahirkan budaya baru yang disebut budaya Hindu Budha Nusantara. Menghadapi proses akulturasi tersebut menurut para ahli bangsa Indonesia bersifat fasif maupun aktif. Pada awalnya bersifat fasif menerima ajaran – ajaran baru di kemudian hari aktif mencari ilmu, hingga mengirim pelajarnya ke luar negeri dan mengundang brahmana dari luar negeri untuk memberi pelajaran.
1.      Akulturasi Agama 
Pada saat budaya Hindu-Budha masuk ke Indonesia, masyarakat masih menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi agama Hindu dan Budha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu, agama Budha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan, sehingga dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah. Sebabnya adalah agama Budha tidak mengenal kasta, tidak membeda – bedakan manusia dan menganggap semua manusia itu derajatnya sama dihadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut agama Budha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budhi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.

Alkurturasi dan sinkretaisasi budaya Indonesia Hindu berawal dari kehidupan social politik. Tradisi Hinduisme yang masuk ke pedesaan di alkuturasikan dengan tradisi animisme yang merupakan tradisi asli nusantara. Masyarakat pun dikelompokkan menjadi masyarakat istana yang sudah terkena pengaruh kuat budaya hindu dan masyarakat adat desa atau primus inter pares yang berpegang pada budaya tradisi nenek moang.
            Dengan perubahan pola hidup masyarakat berubah pula system politik pemerintahannya. System primus inter peres berubah menjadi kerajaan. Raja – raja diangkat melalui upacara penobatan yang disebut abhiseka. Para raja menggunakan gelar, Sri atau Batara, Sri Batara, Prabu atau Batara Prabu. Prosedur penggantian raja tidak melalui pemilihan rakyat melainkan dewan rakyat atau dewan sapta prabu.

2.      Akulturasi Budaya
Proses akulturasi unsur budaya selama berabad – abad menimbulkan sinkretisme pada unsur budaya asli hingga lahir agama baru yang dkenal dengan Syiwa – Budha. Kebudayaan India yang mempengaruhi kebudayan Indonesia, sedikitnya terdiri dari enam unsur :
1.      Bahasa yaitu bahasa sansekerta
2.      Teknologi terutama arsitektur bangunan dan irigasi
3.      Organisasi social yaitu organisasi system kasta
4.      System pengetahuan berupa ilmu pengetahuan yang tercantum pada buku usada, dan permasalahn hokum dalam buku manawadharmasastra
5.      Agama yaitu hindu budha
6.      Kesenian yaitu seni sastra, seni patung, seni hias dan seni bangunan

Bahasa sansekreta banyak dijumpai di kerajaan – kerajaan Hindu – Budha. Terbukti di temukannya prasasti dan kitab – kitab menggunakan bahasa tersebut.

Dalam bidang kesenian, pengaruh india dapat dilihat pada hias candi (relief), seni patung dan sastra. Relief adalah seni pahat dengan gambar timbul, relief umumnya dipahatkan pada dinding – dinding candi. Adapun seni patung yang berkembang umumnya berupa patung atau arca raja pada sebuah candi. Akulturasi di bidang sastra dari modifikasi cerita – cerita asli india dengan unsur  tokoh – tokoh Indonesia serta peristiwa – peristiwa yang seolah – olah terjadi di Indonesia . contohnya adalah penambahan tokoh punakawan (semar, bagong, gareng, petruk) dalam kisah mahabrata. Bahkan dalam literatur – literatur  keagamaan Hindu –Budhadi Indonesia sulit kita temukan cerita asli seperti yang ada di negeri asalnya. Pengaruh kebudayaan India yang dipertahankan dalam kesusastraan adalah gagasan, konsep, dan pandangan – pandangannya.
Akulturasi budaya ini juga dapat kita saksikan dalam upacara – upacara ritual; dan unsure – unsur budaya material. Pelaksanaan proses akulturasi tersebut dilakukan oleh para cendikiawan, agamawan, arsitek, sastrawan istana maupun rakyat dan para seniman.

No comments:

Post a Comment