BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Saat ini perkembangan
sektor jasa semakin meningkat, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan
ekonomi tidak kalah dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu tingkat
kualitas sistem pelayanan industri jasa harus selalu ditingkatkan karena
merupakan keunggulan kompetitif. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan
berusaha untuk mengetahui dan memahami ekspektasi dan persepsi pelanggan
terhadap sistem pelayanan yang diberikan. Dengan demikian, pihak penyedia jasa
dapat memperbaiki sistem pelayanannya, dan berdasarkan pengetahuan tentang
karakteristik pelanggan, maka dapat dirancang dan dikembangkan sistem pelayanan
yang lebih baik. Salah satu industri jasa yang perkembangannya cukup besar
adalah industri restoran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Kategori Complaint
Jika kita mendengar
kata komplain pasti hal pertama yang muncul dalam benak kita adalah situasi
yang kacau, keadaan dimana orang-orang atau pengunjung marah-marah, dan
sebagainya. Namun sebenarnya komplain tidak selalu berarti negatif. Memang
komplan terjadi karena ketidakpuasan terhadap suatu pelayanan atau kualitas
sesuatu yang kurang memuaskan. Kebanyakan orang-orang yang komplain
menyampaikan ketidakpuasan mereka dengan cara yang lebih sopan.
Keberhasilan sebuah
restoran tidak terlepas dari keseriusan menangani keluhan atau complaint
pelanggan atau tamu restoran. Untuk itu pihak restoran terutama supervisor dan
crew service harus mengetahui apa saja yang dikategorikan sebagai complaint
yang sangat besar, complaint besar, complaint sedang, dan complaint ringan.
Dalam artikel ini saya akan menuliskan juga contoh dari kategori complaint
tersebut.
Berikut adalah 4 kategori complaint dan
contohnya :
1. Complaint sangat besar
Contoh dari complaint atau komplen yang
sangat besar antara lain : tamu mengalami keracunan makanan dan minuman, tamu
mengalami kecelakaan fisik yang disebabkan bukan dari kesalahannya, terjadi
tindak kekerasan oleh petugas atau crew restoran dalam memberikan pelayanan
kepada tamu.
2. Complaint besar
Contoh complaint atau keluhan tamu
kategori besar antara lain : waiter menumpahkan seluruh makanan atau minuman
dan mengenai tamu, waiter mengganti pesanan tamu tanpa konfirmasi
sebelumnya kepada tamu, waiter menjawab permintaan atau pesanan atau pertanyaan
tamu dengan bahasa non verbal sehingga tamu merasa tersinggung, terdapat benda
atau sesuatu pada makanan atau minuman yang membahayakan kesehatan tamu.
3. Complaint sedang
Contoh dari kategori
complaint sedang antara lain : pada saat penyajian, waiter menggunakan
peralatan yang tidak bersih, waktu penyajian yang lama hingga lebih dari 30
menit, banyaknya lalat yang mengganggu kenyamanan tamu saat makan dan minum,
makanan yang disajikan berbau anyir/amis, busuk, rusak, mentah atau gosong.
4. Complaint ringan
Contoh kasus dari
complaint dengan kategori ringan antara lain : masakan atau minuman terlalu
asam atau kecut, terlalu manis/pahit, kurang manis/pahit, kurang kental, telalu
encer/cair, terlalu pedas atau kurang pedas, terlalu asin atau kurang asin,
waiter atau kasir kurang ramah, toilet kurang bersih.
2.2.
Cara – Cara Menangani Tamu Yang Komplain Menurut Para Ahli
Bekerja di Restoran
membutuhkan kedewasaan dalam berfikir, bersikap dan bertingkah laku. Berikut
ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk dapat menangani keluhan tamu,
sehingga keluhan dapat ditangani dengan baik dan bahkan mampu meningkatkan
citra Restoranl dibenak tamu/pelanggan. Menurut Agusnawar (2004 : 85 – 87),
dalam menangani keluhan tamu, harus memperhatikan langkah – langkah berikut :
1.
Dengarkan dengan baik dan penuh
perhatian, di saat tamu menyampaikan keluhan, dengarkanlah dan beri perhatian
anda padanya. Pada saat mereka menunjukan ketidakpuasan jangan disela atau
dibantah dengan argumentasi. Sebaliknya berikan simpati bahwa hal tersebut
memang telah terjadi.
2.
Tetap tenang. Seorang receptionist yang
baik harus tetap tenang, tidak gugup, panik atau marah. Usahakan untuk
memahami, menerima serta merasakan apa yang sedang dirasakan tamu dengan
mengungkapkan penyesalan dan minta maaf atas kejadian yang tidak diharapkan
tersebut.
3.
Tetap sopan. Anggaplah keluhan tamu
sebagai kesempatan untuk menciptakan hubungan dengan suasana yang lebih baik
untuk tamu. Dalam hal ini, tunjukanlah sikap yang terpuji dengan tetap ramah
dan sopan menghadapi tamu yang marah. Dengan begitu kemarahan dan kegusaran
tamu pasti akan mereda.
4.
Mempelajari dan mencari penyebabnya,cari
tahu penyebab dari keluhan tersebut. Apabila masalah tersebut timbul karena
tamu sendiri, sebaiknya kita tidak menyalahkan tamu dan menjelaskan kembali
agar tamu mengerti persoalan sebenarnya.
5.
Mencatat setiap keluhan tamu. Mencatat
keluhan tamu, artinya anda telah menunjukan maksud baik bahwa keluhan tersebut
diperhatikan dan akan segera ditanggapi.
Bambang Sujatno (2006 : 120 – 122)
menyatakan bahwa keluhan dapat diselesaikan dengan tahap – tahap berikut :
1.
Dengarkan semua keluhan tamu dengan
penuh perhatian. Perhatikan setiap ucapan tamu dengan penuh seksama dan jangan
membagi perhatian anda dengan tamu lain.
2.
Usahakan untuk menerimanya dengan
tenang. Usahakan agar tamu lain tidak mengetahuinya, usahakan untuk tidak
menjawab secara kasar dan tidak membela diri, ingatlah tamu selalu merasa
dirinya benar.
3.
Rasakan posisi tamu pada saat itu.
Usahakan untuk mengerti benar bagaimana perasaan tamu saat itu, usahakan untuk
menaruh empati kepada tamu, gunakan ungkapan – ungkapan untuk menunjukkan bahwa
anda memahami keadaan tamu dan memperhatikan dengan sungguh – sungguh.
4.
Ingat selalu harga diri tamu. Selalu
jaga harga diri tamu. Tunjukan perhatian anda secara pribadi dan gunakan magic
word.
5.
Konsentrasikan perhatian anda pada pokok
permasalahan bukan pribadi orangnya. Tetaplah fokus dengan pokok masalah,
apapun yang terjadi jangan menghina tamu anda, tidak melemparkan masalah kepada
pihak lain ataupun shift lain karena hal itu tidak akan membantu penyelesaian.
6. Buatlah catatan. Catatlah pokok masalahnya, karena dengan mencatat akan
memberi kesan bahwa anda benar – benar memperhatikannya serta anda juga
memiliki kesempatan untuk berfikir lebih dalam untuk mencari jalan keluarnya.
6.
Utarakan kepada tamu apa yang dapat
dilakukan saat itu. Kalau perlu sampaikan beberapa alternatif yang dapat
dilakukan tamu, janjikan sesuai dengan apa yang dapat anda kerjakan dan jangan
jauh dari kemampuan anda.
7.
Berikan gambaran waktu yang diperlukan.
Terangkan kepada tamu akan waktu penyelesaian. Jangan terlalu cepat atau
lambat.
8.
Penyelesaian. Laksanakan penyelesaian
dan beritahu tamu bahwa masalah telah diusahakan penyelesaiannya, ucapkan terima
kasih kepada tamu atas kritik dan keluhan tersebut termasuk memberi kesempatan
untuk memperbaikinya, laporkan semua itu termasuk bagaimana penyelesaiannya
kepada atasan anda.
Di sisi lain, Adi Sunarno (2006 : 325 –
328), menyatakan bahwa dalam mengatasi complain dapat menggunakan metode HEAT
yaitu :
1.
Heat them out. Mendengarkan dengan
seksama apa yang dikeluhkan tamu. Jangan menanggapinya dengan emosi, meskipun
sikap tamu menyakitkan dan menyinggung perasaan.
2.
Empathize. Menunjukan rasa empati kepada
tamu, ikut merasakan apa yang dirasakan oleh tamu dan kemudian berusaha
mencarikan solusinya. Kalimat yang dapat menegaskan rasa empati kepada tamu
misalnya, I understand how do you feel, if I were you I will be upset, etc.
3.
Apologize. Meminta maaf kepada tamu.
Dalam menangani tamu dan keluhannya, tidakada yang harus disalahkan. Pada
prinsipnya staff meminta maaf karena telah membuat tamu merasa tidak nyaman.
“sorry for the inconvenience.” Kalimat ini mengandung kata netral, tidak ada
yang dikorbankan apalagi menyalahkan orang lain.
4.
Taking proper action and follow up
2.3.
Kasus Guest Complaint
Beberapa tipe keluhan yang dihadapi tamu saat makan di sebuah restoran
dan cara menangani keluhannya.
Kasus :
Tamu merasa telah lama menunggu makannya tidak juga datang
dianggap bahwa waitres terlalu lama melakukan pelayanan sehingga makanan telat
datang
Cara penanganan :
- Meminta maaf atas
ketidaknyamanan tamu selama menunggu makanan
- Membuat daftar keluhan
tamu, setelah itu di masukkan dalam guest history record
- Mengulang kembali keluhan tamu
bertujuan untuk memperjelas keluhan dan meminimalisir kesalahpahaman
antara petugas dan pelanggan
- Memberitahukan rencana
tindakan yang akan diambil kepada pelanggan
- Menyelesaikan keluhan dengan
pintar, cepat dan tepat
- Ucapkan terimakasih kepada
tamu karena kritik membangun yang telah diberikan
- Meminta maaf sekali lagi
dengan menjanjikan kepada tamu bahwa semua keluhan yang telah dialami
tidak akan terulang lagi. Dengan cara memperbaiki memberikan pelayanan
dengan cepat dan mengganti makanan yang telah dingin.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menangani keluhan pelanggan secara lebih dini adalah suatu sikap
yang bijaksana dan tepat karena perusahaan akan lebih mampu mengantisipasi
hal-hal yang dapat merugikan.
Sekecil apapun kekecewaan pelanggan adalah merupakan keluhan yang
harus segera ditangani. Disinilah para petugas pelayanan harus mampu mengatasi
keluhan tersebut agar tidak semakin membesar dan berdampak kurang baik bagi
perusahaan.
3.2. Saran
Ada beberapa kiat dalam menangani keluhan pelanggan yaitu:
Ada beberapa kiat dalam menangani keluhan pelanggan yaitu:
- Hadapilah keluhan pelanggan dengan bijaksana, jangan terbawa
emosi pelanggan, petugas tidak boleh ikut marah walaupu hati sakit
mendengar omelan pelanggan.
- Dengarkanlah dengan penuh perhatian semua keluhan pelanggan,
sedapat mungkin hidupkan suasana penuh keakraban.
- Petugas pelayanan tidak dibenarkan membuat janji-janji hanya
untuk menyenangkan pelanggan, padahal janji tersebut di luar
kewenangannya.
- Berikanlah rasa simpatik dan ikut merasakan kesulitan yang
menimpa pelanggan.
- Tanggapilah keluhan tersebut dengan baik, sertakan ucapan
maaf yang tulus dan berjanji akan memperbaiki kekurangan atas pelayanan
yang diberikan.
No comments:
Post a Comment