MAKALAH KASUS - KASUS IPOLEKSUSBUDHANKAM
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Keanekaragaman yang
terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan. Dikatakan
sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman yang dimiliki tersebut akan
membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang
melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat menarik minat
wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Keanekaragaman bangsa Indonesia
juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman.
Walaupun keanekaragaman
bangsa Indonesia selalu diarahkan pada persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar Indonesia.
Salah satunya adalah ancaman terhadap aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial
dan budaya bangsa Indonesia yang merupakan ancaman non-militer.
Ancaman non-militer
merupakan golongan ancaman pertahanan yang sifatnya tidak secara langsung
mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa. Namun, resiko yang
ditimbulkan dari ancaman non-militer dapat berimplikasi mengganggu stabilitas
nasional. Terganggunya stabilitas nasional tidak saja menghambat pembangunan
nasional, tetapi lambat-laun dapat berkembang menjadi permasalahan yang
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi
ancaman tersebut diperlukan strategi yang tepat.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
apa saja kasus dari masing masing
ipoleksubudhankam ?
2.
bagaimana peran masyarakat dalam
mengatasinya ?
1.3.
Tujuan Penulisan ?
1.
Agar kita mengetahui apa saja kasus dari
masing masing ipoleksubudhankam ?
2.
Agar kita mengetahui apa saja peran
masyarakat dalam mengatasinya ?
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1.Ancaman
di bidang ipoleksosbudhankam
Ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan Negara Indonesia dibangun
berlandaskan teori, pemikiran, dan kebijakan yang terkemuka dan berkembang di
dunia.
Ancaman di bidang
impoleksosbudhamkan dapat terjadi salah satunya karena pengaruh globalisasi.
Globalisasi menyebabkan batas-batas Negara luruh oleh teknologi. Globalisasi
melahirkan era yang disebut era pasar bebas. Dalam era pasar bebas tidak hanya
barang-barang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, tetapi ideologi dan
budaya ikut masuk memengaruhi kebijakan politik dan pertahanan Indonesia.
Berikut ancaman bagi bangsa Indonesia dari berbagai bidang kehidupan.
1. Ancaman
di bidang ideologi
Globalisasi ternyata mampu meyakinkan
masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia kearah kemajuan
dan kemakmuran. Kehidupan yang bebas, semangat bekerja dan berwirausaha, serta
campur tangan yang minim dari pemerintah terhadap rakyatnya telah memengaruhi
masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Contoh gaya hidup
bermewah-mewahan, pergaulan bebas, budaya minum-minuman keras, dan
individualis. Ancaman ideology ini hanya bisa diatasi oleh individu. Tiap
individu harus menyadari nilai negatif yang timbul dan menghindarinya.
Contoh
kasus ancaman pada bidang Ideologi
a. Pemberontakan
PKI di Madiun pada tahun 1948. Partai Komunis Indonesia (PKI) mengadakan
pemberontakan pada tanggal 30 September 1948 yang dikenal dengan Gerakan G30 S
PKI yaitu gerakan yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi
komunis.
b. Kasus
yang terjadi pada salah satu penyanyi dangdut Indonesia yaitu Zakia Gotik yang
tersandung hukum karena ia menghina lambang negara Indonesia pada Selasa, 15
Maret 2016, mengatakan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia jatuh pada 32
Agustus dan menyebutkan lambang sila kelima Pancasila adalah
bebek nungging. Semua itu diucapkannya saat tampil di sebuah acara
televisi nasional
2. Ancaman
di bidang politik
Ancaman bidang politik
berkaitan dengan kebijakan Negara. Pada tahun 1999 disintegrasi bangsaa terjadi
di Indonesia. Wilayah Timor Timur memisahkan diri dari NKRI melalui jajak
pendapat. Lepasnya Timor Timur dari NKRI tidak lepas dari campur tangan pihak
asing (tekanan politik) terhadap urusan dalam negeri Negara Indonesia. Campur
tangan pihak asing tersebut merupakan ancaman di bidang politik. Ancaman
dibidang politik dapat bersumber dari dalam negeri atau luar negeri. Dari luar
negeri, ancaman di bidan politik dilkukan oleh suatu Negara dengan melakukan
tekanan politik, intimiasi, provokasi, atau blockade politik. Ancaman politik
yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa pengerahan masa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa atau menggalang kekuatan politik
untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.
Contoh
kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik
a.
Politik uang (money politics)
Kasus
korupsi yang marak terjadi pada Pemil 2014 kemaren, banyak partai politik yang
melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu dengan memberikan
sejumlah uang maupun barang.
b.
Politik SARA
Politik
sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan agama dan etnis bahkan
ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang yang mengaku warga Lenteng
Agung, Jakarta Selatan berdemo menolak Lurah Susan dengan alasan
agama Lurah Susan yang dilantik sebagai Lurah Lenteng
Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang lurah dari
Gubernur DKI Jakarta, Jokowi penolakan atas Lurah Susan atas alasan
agama sangatlah tidak tepat.
c.
Politik Oligarki
Oligarki
adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang kekuasaan politiknya
secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun golongan masyarakat. Baik
dibedakan menurut keluarga ataupun kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam
hal demokrasi. Demokrasi ini memiliki dua dimensi.
Sebagai
kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang ditijikan kepada Ratu Atut
dan adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata memiliki Dinasti Politiknya sendiri,
diantaranya Kakak Tri Atut sebagai Walikota Tanggerang Selatan, Kakak Tri Atut
menjadi Walikota Serang, dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati
Pandeglang. Hal ini menimbulkan kontroversi karena sistem politik di Banten
ridak lagi murni atas nama domokrasi.
d.
Penyerangan batas wilayah negara
Kasus Ambalat.
Ambalat adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di
dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan Timur.
Persoalan klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas Kontonental
Indonesia yang ditanda tangani oleh Indonesia dan Malaysia. Namun Indonesia
akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap wilayah Indonesia dan
mengurangi kedaulatan NKRI.
3. Ancaman
di bidang ekonomi
Ancaman di bidang
ekonomi bertalian erat dengan pasar bebas. Kebijakan ekonomi nasional akan
mengikuti perkembangan perekonomian global. Globalisasi perekonomian membuka
peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara
kompetitif, disisi lain, globalisasi perekonomian membuka peluang masuknya
produk-produk luar negeri ke pasar domestik. Berikut ancaman kedaulatan
Indonesia dalam bidang ekonomi yang berhubungan dengan globalisasi.
a. Pasar
Indonesia akan dibanjiri barang-barang dari luar dengan kualitas bersaing
b. Pihak
asing semakin mudah menanamkan modal di Indonesia.
c. Persaingan
bebas mendorong terjadinya monopoli perdagangan.
d. Angka
pengangguran meningkat akibat sektor-sektor ekonomi rakyat lesu, koperasi sulit
berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin
ditinggalkan.
Contoh
kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ekonomi
a.
Inflansi harga baju mendekati hari raya
Idul Fitri
Mendekati
hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau mall untuk
membeli baju lebaran. Ketika sebelum lebaran harga baju tersebut Rp 50.000,00.
Karena pedangang mengambil kesempatan itu untuk memperoleh laba yang lebih
tinggi, maka pedagang menaikkan menjadi Rp 75.000,00 dan menambah pasokan
barang yang dijual. Mau tidak mau sang pembeli menyetujuinya meskipun harganya
lebih tinggi Rp 25.000,00. Kejadian seperti ini dikatakan sebagai Demand Pull
Inflation.
b.
Ketergantungan pada pihak asing
Indonesia
merupakan salah satu dari negara yang menyimpan banyak kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Salah satu kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
adalah minyak bumi. Wilayah di Indonesia yang menghasilkan minyak bummi begitu
banyak, antara lain: Irian Jaya, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Riau
merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia bahkan Laut Jawa
yang merupakan daerah perairan juga ikut menghasilkan sumber daya tersebut.
Akan tetapi banyaknya daerah penghasil minyak bumi di Indonesia belum menjamin
ketercukupan dan murahnya harga minyak di Indonesia sendiri.
Sebagai salah satu
negara penghasil minyak bumi seharusnya Indonesia dapat mencukupi kebutuhan
minyak dalam negerinya sendiri. Akan tetapi Indonesia harus mengimport minyak
dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Padahal di negeri tercinta
ini banyak kantong-kantong minyak bumi yang masih belum dijamah oleh
pemerintah.
4. Ancaman
dibidang sosial budaya
Indonesia memiliki
budaya luhur yang eratdengan nilai-nilai moral dan sosial. Budaya Indonesia
merupakan budaya ketimuran yang mengedepankan sopan santun dan nilai-nilai
kearifan lokal. Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman
dari dalam dan luar. Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan. Isu tersebut mendorong timbulnya
berbagai permasalahan seperti premanisme, separatism, terorisme, kekerasan, dan
bencana akibat perbuatan manusia. Adapun ancaman dari luar timbul sebagai
akibat pengaruh negatif globalisasi sebagai berikut:
a. Pola
hidup konsumtif dan lunturnya kecintaan terhadap produk dalam negri
b. Hedonisme
yang menganggap kenikmatan pribadi sebagai suatu nilai hidup tertinggi.
c. Sikap
individualis yaitu sikap yan mementingkan diri sendiri
d. Westernisasi
yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi pada budaya barat tanpa diseleksi
terlebih dahulu
e. Lunturnya
nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat
Contoh
kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Sosial
i. Perang
Konflik
Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia,
berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini
dimulai di kota Sampit, Kalimantan
Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu
kota Palangka Raya.
Konflik ini terjadi antara suku
Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau
Madura. Konflik tersebut pecah pada 18
Februari 2001 ketika
dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit
mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura
kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh
suku Dayak.
ii. Terorisme
Bom Bali
2002 (disebut juga Bom Bali I)adalah rangkaian tiga peristiwa
pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12
Oktober 2002.
Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan
Legian, Kuta, Bali,
sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat.
Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul
oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali
pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera,
kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi
yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai
peristiwa terorisme terparah dalam
sejarah Indonesia.
Tim Investigasi
Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani
kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat
1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.
iii. Kemiskinan
absolut
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Bahkan merupakan masalah terbesar di Indonesia.
Keterbatasan ekonomi
membuat warga Kecamatan Katapang, Bandung, Jawa Barat terpaksa tinggal di
kandang kambing. Hidayat bersama keluarganya diketahui sudah tinggal di kandang
kambing tersebut sejak 5 tahun terakhir.
Hidayat beserta istri
dan ketiga anaknya menjalani kegiatan sehari-hari di rumah yang sejatinya
merupakan bekas kandang kambing milik saudaranya tersebut.
Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, Hidayat yang kehilangan pekerjaan setelah mengalami
kecelakaan dan mengakibatkan kakinya patah kini hanya mencari nafkah dengan
mengumpulkan barang rongsokan, dan istrinya mencari kayu bakar untuk dijual.
Sulitnya mencari uang membuat keluarga ini akhirnya memilih tinggal dalam
kondisi yang tidak layak. Mereka membangun sebuah bilik di atas bekas kandang
kambing. Meski bantuan dari tetangga kerap diterima, keluarga Hidayat mengaku
belum pernah sekalipun mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Padahal lokasi
rumah kandang kambingnya berada sangat dekat dengan pusat pemerintahan
Kabupaten Bandung.
Contoh
kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Budaya
a.
LBGT
Perilaku dari para pelaku Lesbian, Gay,
Biseksual dan Transgender (LGBT) semakin mengkhawatirkan. Belakangan, para
pelaku LGBT seakan tidak takut lagi menunjukkan perilaku menyimpang mereka dan
menentang pelarangan LGBT.Keberanian para pelaku dalam menyuarakan dukungan
atau dorongan untuk melegalkan perilaku LGBT, harus diakui banyak diinspirasi
negara-negara barat. Apa yang terjadi di Amerika Serikat menjadi yang paling
menginspirasi, lantaran pemerintah AS telah mensahkan perilaku LGBT menjadi
kegiatan yang legal.
Banyak yang berpendapat kalau legalisasi
yang dilakukan negara-negar barat, khususnya Amerika Serikat, tidak berangkat
atau didasarkan dari norma etika dan agama. Ia menilai, legalisasi perilaku
LGBT di negara-negara tersebut semata didasarkan pada pendekatan sekularis
ateistik, yang tentu bertentangan dengan norma-norma yang agama.
b.
Negeri Jiran Malaysia mengklaim
kebudayaan Indonesia sebagai miliknya
Malaysia
mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”, angklung, wayang kulit
hingga rendang. Sehingga Sekjen Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, Sapta Nirwandar menyatakan bahwa pemerintah telah mendaftarkan
batik dan angklung ke UNESCO, sebagai masterpiece world
heritage. Langkah ini merupakan reaksi setelah munculnya klaim
tersebut.
Pada
acara “Kemilau Nusantara 2007” di Bandung, Wakil Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia, Datuk Abdul Azis Harun, mengancam mengklaim Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Melayu. “Bahasa Melayu adalah Bahasa Malaysia,” katanya. Ancaman
tersebut akan dilaksanakan bila masyarakat dan Pemerintah
Indonesia masih mempermasalahkan klaim Malaysia terhadap lagu “Rasa
Sayange” yang dibuat di Malaysia pada tahun 1907 dan tari Barongan.
Lagu
yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan pariwisata
Malaysia yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayange”. Lagu ini pernah
di-upload di situs resmi pariwisata Malaysia, dan disiarkan oleh
televisi-televisi di Malaysia. Klaim ini menuai kecaman hebat dari masyarakat
Indonesia hingga DPR. Tapi Malaysia sempat berdalih lagu tersebut sudah
terdengar di Kepulauan Nusantara sebelum lahirnya Indonesia. Sehingga tak bisa
diklaim sendiri oleh Indonesia. Demikian juga lagu “Indang Bariang” yang
merupakan lagu asal daerah Sumatera tersebut.
Para seniman
Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang sangat mirip Reog Ponorogo.
Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendaftarkan Reog Ponorogo dan
mendapatkan Hak Cipta No.026377 pada 11 Februari 2004. Oleh
Malaysia, tarian ini diberi nama Tari Barongan. Website Kementerian Kebudayaan,
Kesenian dan Warisan Malaysia pernah memampangnya dan menyatakan tarian itu warisan
dari Batu Pahat, Johor dan Selanggor Malaysia.
5. Ancaman
di bidang pertahanan dan keamanan
Pertahanan negara adalah segala usaha
untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
bangsa dari ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara
• Ancaman
dari dalam negeri, misalnya aksi teror dan konflik sara.
• Ancaman
dari luar negeri, misalnya Ilegal fishing dan pelanggaran batas wilayah.
Contoh
kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan
Keamanan Negara
a.
Persengketaan antara Indonesia dengan
Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut
antara kedua negara, masing-masing negara ternyata memasukkan pulau Sipadan dan
pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat
agar Sipadandan Ligitan dinyatakan dalam keadaan
status status quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak
Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia
karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia
sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam
status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki
sampai persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai.
b.
Organisasi Papua
Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada tahun
1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini
di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian
Jaya,
dan untuk memisahkan diri dari Indonesia.
c.
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan
memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat
tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur dialog diplomatik,
melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora,
dan dilakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik
Papua. Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang
Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai
Tanahku Papua" dan lambang negara, yang telah
diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei 1963
di bawah Perjanjian New York.
d.
Tersebarnya dokumen-dokumen rahasia
milik pribadi atau pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membuat ketidaknyamanan
pada masyarakat.
e.
Penyadapan bukti ketahanan
Indonesia kurang karena kurangnya penguasaan teknologi yang semakin maju.
Penyadapan adalah masalah yang mengancam keamanan baik dari individu maupun
orang banyak. Penyadapan ini pula berkaitan dengan sila ke-dua dan ke-lima.
2.2.
Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun
integrasi nasional
Peran serta masyarakat
timbul dari sebuah kesadaran. Kesadaran bangsa dan bernegara tidak hanya
berlaku bagi pemerintah, tetapi lebih luas melingkupi kehidupan berbangsa dan
bernegara serta kehidupan bermasyarakat. Menumbuhkan peran serta dan kesadaran
berbangsa dan bernegara pada era global akan menuai banyak tantangan. Sikap
individualis dan apatis serta gaya hidup bebas dan hedonis menjadi penghambat
tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berperan serta membangun integrasi
nasional.
Peran serta dan
kesadaran masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus mempunyai sikap dan
perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi keikhlasan/kerelaan
bertindak demi kebaikan bangsa dan Negara Indonesia untuk mengatasi berbagai
ancaman dalam membangun integritas nasional. Berikut peran serta masyarakat
dalam mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional.
1.
Menjaga wilayah dan tanah air Indonesia.
2.
Menciptakan ketahanan nasional.
3.
Memiliki semaangat persatuan yang
berwawasan nusantara yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupn sosial.
4.
Mengghormati perbedaan suku, budaya,
agama, dan warna kulit.
5.
Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan dan tanah air Indonesia serta
memiliki pancasila, undang-undang dasar Negara republik Indonesia tahun 1945,
dan sang merah putih
6.
Menaati peraturan agar kehidupan
berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan aman.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ancaman Non-militer
adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan
akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Yang bertugas menghadapi ancaman non-militer adalah
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan
bangsa.
Inti pertahanan
nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak menggunakan senjata,
tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi, psikologi, sosial
budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian serta
kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Sehingga
dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar
bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman
yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
Beberapa strategi yang
diperlukan untuk menghadapi ancaman non-militer yaitu diantaranya : strategi
dalam menghadapi ancaman di bidang ideologi, strategi dalam menghadapi ancaman
di bidang politik, strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi,
strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya.
3.2 Saran
Dalam membuat makalah seharusnya kita
lebih memperhatikan sistematika makalah. Menyusun sebaik mungkin sehingga
pembaca mudah dalam memahami isi makalah. Jika membuat makalah alangkah baiknya
tidak bertele-tele dalam menguraikan isi sehingga pembaca tidak merasa bosan.
Demikianlah makalah yang kami buat ini,
semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf
apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima
di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kemendikbud RI.2015.Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan.Jakarta.Kemendikbud
No comments:
Post a Comment